Tembakau Simandolam Nyaris Tinggal Nama

Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on skype
Oplus_131072

Kotanopan, Mandailing Pos

Tembakau Simandolam di Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal yang dulunya di era tahun 50-80 cukup dikenal, saat ini nyaris tinggal nama.

Tembakau ini hampir terlindas dengan datangnya rokok berharga murah yang belakangan sangat banyak bermunculan.

Padahal di masa jayanya, tembakau Simandolam ini sangat terkenal. Tembakau ini juga menjadi bahan baku pembuatan rokok cerutu atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cerutu Cap Obor. Pengolahannya saat itu berada di desa Hutapadang Kotanopan yang dikelola almarhum H. Bustoni.

Keberadaan rokok cerutu di tahun 60 – 70 an sudah merambah ke seantero Tabagsel, Tanah Deli dan Sumatera Barat. Bahan baku berupa tembakau ditanam warga di wilayah desa Simandolam, Gunungtua SM dan Muara Potan.

Hilangnya rokok cerutu cap obor dari peredaran, membuat produksi tembakau inipun secara perlahan mulai menurun. Saat ini warga yang menanam jenis tembakau ini hanya beberapa orang di wilayah Muara Potan, Simandolam dan Gunungtua SM.

Sampai saat ini, tembakau tersebut masih di jual dibeberapa pasar tradisional yang ada di kawasan Mandailing Julu dan Panti. Kegunaannya bukan lagi untuk tembakau rokok, tapi lebih banyak dibuat suntil oleh omak omak.

BACA JUGA:  Satu Rumah Tertimpa Longsor di Aek Marian Kotanopan

Syahrin Harahap, salah seorang penjual tembakau Simandolam di Kotanopan, Senin ( 7/4/2025) mengatakan, warga yang menanam tembakau Simandolam saat ini masih ada, tapi tidak banyak. Harga tembakau ini dijual dipasaran Rp. 25.000/ Ons.

Sedangkan peminatnya, ujar Syahrin Harahap sekarang lebih banyak di dominasi kaum omak- omak.

” Tembakau ini mereka jadikan untuk suntil. Kalau tembakau rokok yang dibalut dengan pusuk ( daun nipah ) peminatnya tidak banyak lagi’, ucapnya.

Reporter : Lokot Husda Lubis

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!