Menyoal Miliaran Uang Madina ” Mengalir” ke Provinsi Sumbar Setiap Bulannya.

Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on skype

Walaupun belum ada angka yang pasti, namun diperkirakan Miliaran jumlah uang warga Mandailing Natal yang seharusnya berputar di Kabupaten ini,  “mengalir” ke Provinsi Sumatera Barat ( Sumbar).

Entah disadari Pemerintah atau tidak, namun ini perlu jadi catatan yang harus ditindak lanjuti Pemerintahan Saipullah – Atika  agar uang tersebut berputar di Kabupaten Mandailing Natal.

Miris rasanya, ketika sumber daya alam Madina yang melimpah belum terkelola dengan baik untuk kemakmuran warganya. Pemerintah yang seharusnya hadir memberikan pendampingan dan modal, tapi justru berkutat di kegiatan seremoni yang belum tentunya ada manfaatnya.

Ironis, alam Madina yang subur tapi justru memasok sayur sayuran dari Provinsi Sumatera Barat. Hampir semua pasokan sayur di pasar- pasar tradisional Madina dari luar daerah, termasuk dari Sumatera Barat.

Begitu juga dengan ikannya. Ikan yang dijual di pasar tradisional Madina, baik tawar maupun ikan laut disuplai dari luar daerah. Ikan Mas, misalnya dari Rao Sumatera Barat. Ikan laut, dari Sibolga atau Tanjung Balai. Sangat jarang terdengar dari Natal. Uang yang seharusnya berputar di Kabupaten Mandailing Natal berpindah ke Sumatera Barat dan Sibolga.

BACA JUGA:  Ini Alasan MK Loloskan LHKPN Saipullah
Oplus_131072

Menurut catatan redaksi, ada beberapa kebutuhan warga Madina yang harus disuplai dari Sumatera Barat. Catatan ini tentunya hanya sebagian kecil yang terlihat, tentunya masih ada beberapa point lagi yang tidak tertulis di sini.

Pertama, ikan mas. Pandangan yang tidak elok setiap malam puluhan mobil angkutan lewat di perbatasan Sumatera Barat dan Sumatera Utara di Muara Sipongi membawa ikan mas menuju Madina.

Walaupun tidak semua pasokan ikan itu untuk Madina, namun hampir semua kebutuhan ikan di bumi gordang sambilan di datangkan dari Sumatera Barat.

Kedua, sayuran. Dari berbagai wawancara dengan toke toke sayuran, hampir semua sayuran disuplai dari Sumatera Barat, Brastagi dan Tapanuli Utara

Ketiga, jajanan di warung – warung atau kedai yang ada di Mandailing Natal, hampir semuanya disuplai dari Sumatera Barat.

Keempat, ayam dan telor yang dipasok ke Madina hampir berasal dari Sumatera Barat

Kelima, hampir 30 persen dari warga Madina memakai plat kendaraan Sumatera Barat ( BA). Pembayaran pajak kendaraan ini tentunya mengalir ke APBD Sumatera Barat

BACA JUGA:  RSJ Prof Dr Mhd Ildrem Luncurkan Program Pemberdayaan Pasien

Keenam, ratusan orang para toke atau pedagang pakaian, belanja ke Sumatera Barat setiap bulannya untuk di pasarkan di Madina.

Ketujuh, tidak terhitung warga Madina saat hari libur yang membawa keluarganya liburan ke Sumatera Barat.

Kedelapan, tidak terhitung juga warga Mandailing Natal setiap bulannya berobat ke RSU di Sumatera Barat

Ini baru segelintir dari realitas yang ada, masih banyak yang lain. Warga Madina saat ini hanya sebagai penikmat. Perputaran uang yang seharusnya ada di Mandailing Natal, justru berpindah ke Sumatera Barat.

Ini tentunya menjadi PR bagi Saipullah – Atika bagaimana mencarikan solusi agar uang tersebut bisa tidak keluar dari Mandailing Natal dan untuk kemakmuran warganya. Semoga saja.

Redaksi : Mandailing Pos

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!