Ini Dia Jejak Pejuang Kemerdekaan di Kotanopan

Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on skype

Kotanopan, Mandailingpos – Sebutan kota Pejuang untuk kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal bukanlah tanpa alasan.

Di Kecamatan yang mempunyai 34 desa, dua kelurahan ini banyak melahirkan tokoh pejuang kemerdekaan walaupun namanya tidak tercatat dalam buku sejarah RI.

Menurut penelusuran Mandailing Pos, Jum’at, ( 11/4/2025), ada beberapa tempat atau bangunan jejak pejuang kemerdekaan di Kotanopan.

1. Passanggarahan Kotanopan.

Passanggarahan Kotanopan ini pernah disinggahi Presiden RI Ke 1. Orang nomor satu di Republik ini singgah dan bermalam di Passanggarahan Kotanopan menempati kamar nomor satu. Selain itu, Presiden Soekarno juga sempat mengadakan rapat akbar pada tangal 16 Juni 1948.

Dia mensosialisasikan kemerdekaan dan mengajak warga Mandailing untuk tetap mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan NKRI.

Soekarno berdiri di tangga rumah peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1930 ini. Dalam rapat yang dihadiri ratusan tokoh pejuang kemerdekaan ini berlangsung di halaman Passanggarahan Kotanooan.

2. Tugu Perintis Kemerdekaan

Sebagai bukti Kotanopan kota Pejuang, di daerah ini dibangun Tugu Perintis Kemerdekaan. Tugu ini dibagun tanggal 9 November 1988 berlokasi di depan Passanggrahan Kotanopan dan diresmikan Gubernur Sumatera Utara Almarhum Raja Inal Siregar.

Tugu ini dibangun untuk mengenang jasa mereka yang berjuang sebelum kemerdekaan sampai kepada proklamasi dikumandangkan.

Dari cacatan yang ada di Tugu Perintis Kemerdekaan tersebut, sedikitnya ada 24 nama pahlawan yang sudah mendapat SK dari Pemerintah RI. Sedangkan nama-nama pejuang lainnya masih menunggu SK berikutnya.

Tugu Perintis ini merupakan tugu satu-satunya yang dibangun di wilayah Mandailing Natal, Padang Sidempuan bahkan mungkin di Sumatera Utara.

BACA JUGA:  Setiap Bulan 1,5 Ton Kulit Kayu Manis Asal Ulu Pungkut Dikirim ke Jakarta

Hal ini semakin membuktikan bahwa Kotanopan merupakan kota perjuangan sesuai dengan yang tertulis di tugu perintis bahwa “Kotanopan Merupakan Basis Perjuangan Perintis Kemerdekaan”.

Nama ke 24 pahlawan yang tertulis di tugu tersebut adalah H. M. Ali Hanafiyah Lubis (H. Mahals Lubis), Yahya Malik Nasution, Tinggi Lubis, Makmur Lubis, H. Ayub Suleman Lubis, Abd. Aziz Lubis, Abd. Rahman Parinduri, H. Adam Malik Batubara, Abdul Hamid Lubis, Buyung Siregar.

Kemudian, Muhiddin Nasution, Abu Kosim Daulay, Ilyas El Yusuf, H. M. Yunan Nasution, Muslim Arif Lubis, Ahmad Nasution, Abdul Gani Nasution, H. Marahsudin Chatib Hasibuan, Mangaraja Ihutan Lubis, Mangara Sayuti lubis, Anwar Nasution, Adnan Nur Lubis, M. Phaid Matondang, Ayub Lubis, KH. Ahmad Nasution.

3. Tugu Pahlawan

Untuk mengenang para pahlawan kemerdekaan, di Kotanooan dibangun Tugu Pahlawan yang posisinya berada di depan Terminal Kotanopan. Tugu Pahlawan ini dibangun tahun 1959 dan diresmikan saat memperingati hari pahlawan ke XIV.

Tugu pahlawan ini setiap tahunnya dijadikan tempat pemberian karangan bunga saat memperingati hari ulang tahun kemerdekaan dan sebagai bentuk penghormatan untuk pejuang kemerdekaan RI.

4. Tiang Bendera di Pasar Kotanopan.

Tiang bendera ini di bangun tahun 1945 dan merupakan tempat penaikan bendera Merah Putih ke tiga di Indonesia setelah Jakarta, Bukit Tinggi pasca Proklamasi dikumandangkan tahun 1945.

Saat ini, posisi tiang bendera ini berada di lapangan pasar Kotanopan. Dulunya, setiap memperingati HUT- RI, upacara penaikan bendera dilakukan di tiang bendera ini. Namun 15 tahun terakhir, seiring dibangunnya ruko pasar Kotanopan, lapangan untuk upacara semakin sempit sehingga tidak layak lagi sebagai tempat upacara.

BACA JUGA:  Jalinsum Kotanopan - Perbatasan Sumbar Rawan Longsor, Pengguna Jalan Diminta Hati-hati.

5. Prasasti.

Prasasti ini dibuat untuk mengenang pahlawan Perintis Kemerdekan. Di atas prasasti ini tertulis, lokasi ini adalah bekas rumah almarhum H. Amin Nasution yang dipergunakan sebagai tempat rapat tokoh tokoh partai politik mulai tahun 1915.

Sebagian mereka ini telah ditetapkan sebagai pahlawan perintis kemerdekaan yang diprakarsai Sutan Endar Bongsu. Prasasti ini terdapat di Simpang Tiga Pasar Kotanopan.

6. Lokasi SDN 1, sekarang SDN 190 Kotanopan.

Lokasi sekolah SDN 01 Kotanopan ini juga termasuk lokasi bersejerah. Selain sekolah ini masih mempertahankan bangun lama peninggalan Belanda, lokasi ini dijadikan dulu areal pertempuran pejuang kemerdekaan untuk mengusir Jepang dari bumi Indonesia.

7. Ponpes Subulussalam.

Pondok Pesantren Subulussalam yang terdapat di Sayurmaincat, Kecamatan Kotanopan, mempunyai andil besar dalam mengusir penjajah dari bumi gordang sambilan (Madina). Pengurus ponpes ketika itu banyak yang ditangkap Belanda kemudian dibuang keluar Sumatera.

Masa kemerdekaan, ponpes Subulusslam juga dijadikan markas TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Saat itu, pengurus, santri, guru-guru ponpes Subulussalam mengadakan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Mereka ini mengadakan rapat dan musyawarah menentang kolonial Belanda di ponpes Subulussalam.

Namun gerakan ini tercium Belanda, akhirnya beberapa pengurus dan guru ponpes Subulussalam dipanggil Asisten Residen ke Padang Sidempuan. Tidak berapa lama, pemerintah Belanda menangkap lima orang pengurus ponpes sekaligus warga desa Sayurmaincat, di antaranya Tinggi Lubis (dibuang ke Digul – Irian Jaya).

BACA JUGA:  Koperasi Merah Putih di Hutapungkut Tonga dan Hutapungkut Jae Terbentuk.

Kemudian, Yahya Malik Nasution (dibuang ke Digul – Irian Jaya), H. Alinafiyah Lubis (H. Mahals Lubis) dipenjarakan di Suka Miskin-Jawa Barat, Makmur Lubis dibuang ke Ternate dan Abdul Aziz dibuang entah kemana

Pada tahun 1945 saat Proklamasi kemerdakaan RI, ponpes Subulussalam kembali dijadikan Asrama TKR. Setelah asrama TKR dipindahkan, Ponpes Subulussalam dijadikan asrama oleh jawatan sosial.

Kemudian, ponpes Subulussalam dipergunakan tempat latihan Napindo. Kemudian tahun 1949, ponpes Subulussalam kembali dibuka untuk sekolah.

8. Tempat Pemakaman Umum ( TPU) Sayurmaincat.

Walaupun Tempat Pemakaman Umum ( TPU) Sayurmaincat tidak termasuk bagian dari perjuangan, namun di TPU inilah terdapat pusara empat  orang pejuang kemerdekaan. Tidak mengherankan, lima tahun terakhir Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal membuat acara renungan suci  memperigati HUT RI di tempat pemakaman  ini.

Dari batu nisan yang ada, ada empat pejuang atau veteran yang dimakamkan di TPU ini, yaitu H. Mhd. Yasin Lubis, Npv/Nrp 2.043.694. Lahir tanggal 31 bulan Desember 1925 dan meninggal tanggal 24 Desember 2004.

Makam lainnya bernama Darwis Thaib Npv/ Nrp: 2.006.833, lahir tanggal 15 bulan Februari 1927 dan wafat tanggal 27 Februari 2008. Kemudian, M. Ilyas Parinduri, Npv 6589/F, lahir tahun 1925 dan meninggal tahun 1999. Selanjutnya, Amir Rajab Parinduri, Npv 20.45.845/L, lahir tanggal 15 bulan Juli 1928 dan meninggal 12 Oktober 2011.

Reporter : Lokot Husda Lubis

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!