Minggu Kedua Puasa, Pedagang Kain Masih Sepi Pembeli

Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on skype

Kotanopan, Mandailing Pos

Minggu kedua puasa Ramadhan 1446 Hijriah, pedagang kain dan baju di Pasar tradisional Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal masih tergolong sepi pembeli. Pedagang sepertinya lebih banyak duduk – duduk. Walaupun ada satu dua orang warga yang datang, itupun hanya sekedar membeli satu stel pakaian anaknya.

Warga yang datang ke Pasar Kotanopan sepertinya belum fokus membeli keperluan hari raya. Mereka datang hanya sekedar membeli keperluan lauk pauk selama puasa. Saat ditawarkan untuk membeli dua atau tiga stell pakaian, sipembeli bilang belum punya uang yang cukup.

Selain itu, banyak juga pengunjung sekedar melihat-lihat pakaian. Sesekali mereka bertanya harga baju yang di pajang di lapak-lapak tersebut.

Hal yang sama juga berlaku bagi toko penjual alat- alat shalat. Di minggu kedua ini, membeli peci atau lobe sert kain sarung sepertinya belum menjadi prioritas bagi mereka.  Kedua jenis toko ini masih sepi pengunjung. Bahkan masih ada yang belum buka dasar sama sekali.

Halimah, salah seorang penjual pakaian  Sabtu ( 15/03/2025) mengatakan, warga yang belanja lebih ramai saat dua minggu sebelum  bulan Ramadhan. Kebetulan saat itu,  bantuan pemerintah cair, jadi banyak warga langsung belanja.

BACA JUGA:  Jabatan Suami Akan Berakhir, Ketua TP PKK Madina Sampaikan Salam Perpisahan

Nurainun Lubis, pengunjung Pasar Kotanopan mengatakan, kedatangannya ke Pasar  hanya membeli keperluan lauk pauk selama seminggu kedepan. Menurutnya, uang untuk membeli baju dan pakaian anak lebaran memang belum ada.

“ Rencananya untuk membeli pakaian lebaran nanti baru di lakukan satu minggu lagi sebelum lebaran. Itupun kalau bantuan yang disalurkan Pemerintah cair,, seperi BLT,  Dana Desa dan jenis bantuan lainnya”, sebutnya.

Sepinya pembeli, membuat para penjual pakaian mengeluh. Faulina, penjual pakaian mengatakan, minggu kedua puasa tahun lalu masih jauh lebih bagus. Penyebabnya tidak lain karena faktor ekonomi. Kondisi ini hampir berlaku di seluruh pasar tradisional di Mandaiing Julu.

Sip berita : Lokot Husda Lubis

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!